Udah Putusin Aja
Bila engkau laki-laki,engkau
harus tahu saat melangkah. bila engkau perempuan engkau seharusnya tahu
bagaimana bertingkah.
Kita bicara masa depan karena ia
tidak semudah yang diperkirakan pemuda-pemuda yang lalai ,juga tidak sesulit
yang diceritakan perempuan-perempuan yang nakal.
Setiap muslimah tentu saja
menginginkan lelaki yang bertanggung jawab , yang menghargai kelebihan
–kebaikannya dan yang memaafkan kealpaan-kekurangannya.
Cinta disempitkan dalam arti
pacaran yang terbatas pada rayuan palsu dan gandengan tangan. Padahal
pendamping yang saleh tiada pernah didapatkan dari proses pacaran, karena
kesalehan dan kebatilan jelas bertentangan. Haq dan batil tidak akan pernah
bertemu, bagaikan fatamorgana yang dijanjikan kebahagiaan semu.
Bagaimana bisa lelaki yang sudah
memahami pacaran itu perbuatan yang dilarang oleh Allah, memaksa dengan
berbagai alasan agar engkau berbagi dosa dengannya melawan Allah, lalu yang
seperti ini apakah bisa jadi panduan setelah menikah ?
Coba
pikirkan baik-baik !
Sebelum
menikah saja dia sudah berani berbuat maksiat . Lalu apa yang menghalanginya
berbuat maksiat setelah menikah ?
Jika
sebelum halal saja sudah berani katakan sayang padamu , Jangan heran bila
setelah menikah ia berani katakan itu kepada wanita lain. Toh sama-sama
bermaksiat kepada Allah.
Kita manusia biasa yang memiliki
cinta. Tiada yang salah karena cinta adalah fitrah. Justru cintalah yang
memanusiakan manusia,mewarnai kehidupan dan menerbitkan harapan. Tiada masalah
ada cinta pada manusia dan tiada pernah pula Allah karuniakan selaksa cinta
untuk menyiksa. Allah turunkan cinta agar dua insan dapat bersama dalam satu
bahtera asa.
Cinta adalah pemberian Allah dan
karuniaNya. Allah menanamkan rasa cinta pada jiwa kita sebagai bentuk dari rasa
cintaNya kepada kita agar kita berpikir tentangNya. Allah yang menjadikan rasa
cinta antara lawan jenis, sama seperti Allah jadikan rasa cinta manusia
terhadap apapun yang diinginkan di dunia.
Dalam
QS Ali Imran : 14
Dijadikan
indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,yaitu :
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Islam tidak pernah mengharamkan
cinta, Islam mengarahkan cinta agar ia berjalan pada koridor yang semestinya.
Islam mengatur bagaimana menunaikan cinta kepada orang tua, cinta kepada
saudara seiman, kepada sesama manusia juga tentu cinta kepada lawan jenis. Bila
kita bicara cinta diantara lawan jenis, satu-satunya jalan adalah pernikahan
yang dengan semuanya cinta menjadi halal dan penuh keberkahan. Sebaliknya,
Islam melarang keras segala bentuk interaksi cinta yang tidak halal. Bukan
karena apapun, tapi karena Islam adalah agama yang memuliakan manusia dan
mencegah kerusakan-kerusakan yang dapat terjadi pada manusia itu sendiri. Cinta
yang tak semestinya, cinta yang tak halal, itulah jenis cinta yang merusak.
Pernikahan adalah kebaikan,
berkeluarga adalah kebaikan. Maka suatu kebaikan sudah semestinya diawali
dengan kebaikan pula. Pernikahan yang diawali dengan pacaran ibarat orang
berharap kebaikan, tapi sudah memulainya dengan keburukan. Islam memandang
wanita itu suci dan mahluk terhormat, karenanya Islam merancang sebuah jenis
interaksi yang tiada merugikan wanita atau lelaki yang telah sampai pada
kemampuan dan kesiapan lalu menginginkan untuk menikah. Rancangan itu ialah
dengan proses khitbah dan ta’aruf.
Lelaki atau wanita yang sudah
mampu dan siap membina rumah tangga, maka boleh bagi mereka menentukan calon
yang mereka sukai karena Allah pun telah membolehkannya.
Pasangan yang baik juga datang
dari awal yang baik. Tidak akan pernah bertemu lelaki yang baik agamanya dan
saleh dalam ibadahnya dengan jalan maksiat bernama pacaran.
Bukan pakaian yang menandakan
sejatinya lelaki tapi sejatinya ditandakan dengan taatnya pada halal dan haram.
Dia mengetahui hukum Allah, karenanya ia berikan hak istri dan penuhi kewajiban
kepadanya. Hukum syariat adalah koridornya, karenanya dia takkan pernah
merugikan wanita yang menjadi istrinya.
Aturan Islam sederhana yaitu,
bila cinta datangi walinya dan menikahlah dan bila belum siap, persiapkan diri
dahulu dalam diam.
“Di tulis dari buku Ustadz Felix
Siauw yang berjudul Udah Putusin Aja “
0 comments :
Post a Comment